INI BUKAN TUBUHKU
Dalam langkah gontai tak bermakna, ia torehkan setiap hentakan kakinya keperaduan bumi, sambil memeluk sejuknya embun pagi yang menggeragas tiap insane yang ditemaninya….
A : Kenapa darah ini selalu datang? Kenapa aku selalu kesakitan ketika aku ingin berontak, mungkin 5 butir obat ini bisa mencegah rasa sakitku untuk sementara, obat ini selalu aku minum tiap hari 4 kali, melebihi makan rutinku, obat ini telah menjadi sahabat ketika umurku masih belia, aku ini ingin normal ya Tuhan….!!! “keluhku tiba-tiba….”
B : Mbak, bangun….., nggak kuliah ta, katanya pean ada presentasi sekarang?
A : ya mbak aku sudah bangun, ni masih siap-siap,makasih ya mbak (dari dalam kamar)
* hari-hari itu selalu aku ulang setiap hari, tanpa kejutan yang berarti, kecuali muntahan rutinku yang tidak membuatku kaget. Apa yang membuatku bangga ya Tuhan dengan keberadaanku dibumi ini, aku yakin dengan ketidakberadaanku dibumi, tidak akan menghentikan matahari berhenti untuk memutari porosnya.
Hari ini aku akan presentasikan makalah dikelasku, tapi apa yang harus ku presentasikan, malam-malamku aku sibukkan dengan mengerang kesakitan, tidak ada waktu untuk belajar! Sudahlah, aku tidak berprasangka buruk dulu sama Tuhan…..
(diluar kamar)
C : nduk, belum berangkat ta?
A : bentar lagi bu, ini aku lagi siap-siap
C : tuh diluar ada temenmu yang nunggu
A : “huk7x.”…. siapa bu?
C : ibu nggak tau, coba kamu lihat sendiri diluar?
A : ya bu, bentar lagi, bilangin bu sama temenku, aku lagi siap-siap
* aku yakin temen itu lagi, teman yang selama ini setia membopohku, tapi…., tidak bias menggantikan posisi obat kesayanganku ini
A : oh kamu…..? kirain siapa?
D : kirain siapa!!! cowok yang dating gitu?, ato pak presiden yang ngunjungin kamu. Siapa sich loh…..he7x. becanda…..
A : kamu tuh, siapa yang mau luangkan waktu buat cewek berpenyakitan ini, menolehpun gak pernah.
D : kata siapa, kamu tuh cantik, kalau kamu mau si G dan juga si H itu suka sama kamu, tapi kamunya saja yang tidak mau membuka diri buat mereka.
A : sudah-sudah, omonganmu sudah tambah ngawur? Kenapa nggak biasa-biasanya kamu nggak langsung kekamarku….
D : gak taulah, kenapa hari ini langkahku agak berat untuk masuk kekamarmu
A : kenapa? Sudah bosen ya dengan dekorasi kamar
D : bukan itu maksudku, saya takut mengganggu ritual rutinmu, he7x.
A : iya iya, aku memang penyakitan…..
D : gitu aja marah
A : oya si E mana, kok nggak nongol-nongol
D : Oooo si E, tadi dia sms saya katanya sich mau langsung kekampus, soalnya dia ada urusan penting melebihi urusan pak presiden
A : yawdah kalau gitu ayo kita berangkat, ntar telat, kamu kan tau, dosen killer
* ya Tuhan skenario perjalanan ini yang aku lakukan tiap hari ketika ilmu telah mengolok-olokku, bedanya sekarang si E tidak bersama kami, yang biasanya si E menyusul duluan ke kosku untuk berangkat bersama-kekampus.
*Teeeeeeeeng………7x. bunyi itu selalu aku dengar, tapi bedanya, hari ini bel itu agak fals untuk didengar, apa sudah terlalu lama bel itu berdentang, sehingga sudah tidak menggelitik telinga-telinga yang disapanya. “tiba-tiba si E datang”
D : kamu kemana saja sich dari tadi ditungguin kok gak muncul-muncul
E : sory-sory, tadi saya dirumah lagi bersih-bersih kamar
A : nggak salah denger tuh, hari gini masih bersih-bersih kamar, kemana aja sich loh,he7x.
E : ngenyek, terus enyek’en !!!
D : ya tuh, gak tau apa??!, kalau kita dari tadi sampai jamuran nungguin kamu disini, kita kan belum mendalami makalahnya, kamu bawa lagi makalahnya (dengan nada sewot)
E : tenang, ntar semua jawaban saya yang handel, he7x.
D : lambemu E….E!
A : sudahlah jangan marah-marah gitu, seharusnya kita kompak, bagaimana cara menjawab pertanyaan temen-temen yang sok kritis itu.
E : ya maap (dengan nada merendah)
*ruangan sesak dengan nada-nada tak jelas,ada yang bercanda, ada pula yang sok serius dengan ocehan politik yang menggelitik, tiba-tiba sesosok laki-laki yang disebut dosen memecah nada-nada tak beraturan itu dengan kalimat…..
F : selamat pagi saudara-saudara………
* kata itu selalu mengawali pendengaranku, kata-kata yang membuatku muak, tapi kata-kata itu selalu memperkosa pendengaranku sebelum aku berontak.
(A+Z) : selamat pagi juga pak……
F : baiklah ….., untuk pertemuan kali ini, giliran kelompok tujuh mempresentasikan hasil makalahnya.
Mana ketuanya
A : saya pak?
F : anggotamu sudah lengkap semua ta?
A : anggota saya ada 5 pak, tapi duanya belum datang, jadi tinggal tiga saja pak!
F : yaudah gpp, yang tiga itu saja
A+B+E : baik pak….!!!
*dek-dek-dek, degup jantung semakin kencang, apakah aku takut, tapi takut dengan apa? Padahal hidupku saja sudah aku serahkan pada sang penguasa, tubuh ini sudah tidak utuh lagi, nafas ini palsu, yang dipacu oleh jantung palsu. Raga ini palsu, yang tinggal kerangka semata, sedangkan paru-paru ini, usus ini, jantung ini, otak ini, semuanya palsu, bahkan kehidupan ini palsu.
D : Sssstttt…..! kok bengong, ayo A kita maju
A : maap-maap (menghilangkan lamunannya)
* ya Tuhan kenapa langkahku semakin berat, didepan mataku telah tertata rapi tiga kursi berjejer, seolah-olah aku adalah tahanan yang akan dieksekusi hukuman mati….! Tapi apalah bedanya buatku, cepat atau lambah masa itu akan melahapku juga.
A : Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,(huk7x.) selamat pagi teman-teman sekalian, dan tak lupa bapak F yang kami hormati (huk7x.)
* huk7x. kenapa batuk ini tidak mau berhenti, tubuh ini seolah-olah bukan tubuhku lagi
F : kenapa kamu A, kamu kurang enak badan ta?
*ternyata bukan hanya aku yang merasakan keadaan tubuhku yang sudah tidak bersahabat lagi, disudut-sudut ruangan ini seolah sudah tahu bahwa tulang yang dibaluti daging ini bukan aku
D : kamu gak apa-apa ta (berbisik pada A)
A : aku gak apa-apa kok (berbisik ke D)
: saya tidak apa-apa pak (menjawab si F)
F : yaudah kamu teruskan lagi….
A : (huk7x.) dalam pertemuan kali ini, kami akan mempresentasikan makalah yang berjudul Live Is Struggle….
* ya Tuhan….. tubuh ini semakin berontak, jiwa ini sudah tidak ber-roh lagi, ya Tuhan, jangan Engkau turunkan malaikat pencabut nyawaku ini, aku ingin hidup….
D : kamu gak apa-apa ta A?
A : D, dan E, tubuh ini bukan tubuhku (berbisik)
*(muntah darah), akhirnya yang aku tutupi selama ini terungkap sudah. Teman, sahabat, dosen, kaku menatap, tubuhku mengalir deras aliran darah semakin mengucur dari mulutku. Tubuh ini tergeletak lunglai bersetubuhkan lantai, semua mata mengelilingi pandangan mataku yang semakin sempit!
Jangan sekarang ya Allah Engkau jemput aku, aku belum siap, makalah ini belum aku presentasi*
Surabaya, 26 April 2010
Sahertian, BMC
Komentar
Posting Komentar