SATU BUMI LANGKAHKAN KAKI KAMI


Dalam pijakan kaki tak terlangkah,
Tlah terlewati geming-geming rasa yang tak nyata
Tidak bangga, Karena karyaku belum getarkan dunia
Tidak congkak, karena karsaku belum selimuti lintas generasi yang nyata

Masa-masa tlah terlewati begitu saja
Tanpa harapan
Tanpa kebanggaan
Disisihkan gedung mewah berdiri tegak didepan kelopak mata
Melahap karya-karya usangku
Yang belum terukir tinta darah dalam sejarah
Merekat dalam syair-syair keusangan
Melahap lintasan-lintasan yang kami bangun
Dengan tetesan darah melebihi sejuknya embun
Dengan hangatnya kucuran air mata melebihi kasih sayang bunda

Aku masih tersisihkan dengan kerah birokrat
Di cancang dengan hak-hak yang tak dipenuhi kewajibannya



Bagaimana aku bisa bermanfaat
Sedangkan mereka tidak tahu bagaimana memulainya
Bagaimana aku bisa ber-toga
Sedangkan nilai-nilai kuliah masih jadi senjata ampuh membunuh kami bagi yang berkarya,

Jamahlah kami generasi-generasi yang tlah terlewati
Walaupun dimata kerah birokrat, kau tlah usang dimakan karyamu yang ditentang
Jamahlah kami generasi-generasi yang terlewati
Kami rindu pahatan-pahatan yang kau tebar sebelum kami

Jamahlah kami generasi-generasi yang terlewati
Jamahlah kami…………, sebelum satu bumi ini terhenti
Jamahlah kami generasi-generasi yang terlewati
Jamahlah kami……….., satu bumi lintas generasi kujunjung tinggi

01:10
Home, 16 Juni 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEDITASI DAN KONSENTRASI DALAM DUNIA TEATER DAN DRAMA

RESENSI

Materi Bahasa Indonesia BAB 4 : NOVEL