WAWANCARA

Materi Wawancara Kelas X Semester II
A. Pengertian Wawancara Wawancara, menurut KBBI, adalah (1)tanya jawab dengan seseorang (pejabat, dsb) yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat di surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi; (2) tanya jawab disereksi (kepala personalia, kepala humas) perusahaan dengan pelamar pekerjaan; 3 tanya jawab peneliti dengan narasumber. Wawancara adalah percakapan antara dua orang, yaitu antara penanya dan yang ditanya sebagai penjawab. Wawancara (interview) adalah tanya jawab dengan seseorang untuk dimintai pendapatnya mengenai suatu hal. Dalam hal ini, seorang yang diwawancarai disebut narasumber dan yang mewawancarai disebut pewawancara. Hasil wawancara dimuat di surat kabar atau disiarkan melalui radio atau televisi. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- B. Tujuan wawancara Tujuan seseorang mengadakan wawancara ialah untuk memperoleh: bahan informasi, misalnya mengenai persoalan politik, ekonomi, dan pendidikan; bahan opini, misalnya mengenai pendapat orang yang diwawancarai tentang kejadian yang baru terjadi; bahan cerita, misalnya mengenai human interest (sangat menarik untuk mengetahui sesuatu dari seseorang yang terhormat, misalnya apa yang dimakan sebagai sarapan oleh seorang presiden dan istrinya); bahan biografi; dan bahan laporan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- C. Menentukan topik wawancara Topik yang dipilih seyogianya memenuhi syarat berikut. Aktual dan faktual; bermanfaat bagi orang banyak; menggugah hasrat orang banyak untuk berbuat positif; dan menyumbangkan nalar. Topik yang dimaksud, misalnya sebagai berikut. Dengan keamanan yang tinggi dan modal kecil mampu menjadikan seseorang sukses berwirausaha. Ketekunan, kesabaran, dan keuletan merupakan modal utama seorang pengusaha dalam menghadapi krisis ekonomi. Kreativitas merupakan aset yang paling berharga bagi seseorang untuk mandiri. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- D. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Wawancara Kegiatan wawancara sebenarnya menjadi efektif dan efisien apabila Anda mengetahui teknik dan rencana wawancara denganbenar. Teknik wawancara bermacam-macam. Jika Anda melakukan wawancara terhadap seseorang, Anda dapat memakai teknik individual atau perorangan. Kegiatan wawancara ini bisa sedikit berbeda tergantung pada orang, tempat, waktu, dan hal yang dibicarakan. Sebelum melakukan wawancara perhatikan hal berikut. Menghubungi orang yang akan diwawancara, baik langsung maupun tidak langsung dan pastikan kesediaannya untuk diwawancarai. Persiapkan daftar pertanyaan yang sesuai dengan pokok-pokok masalah yang akan ditanyakan dalam wawancara. Persiapkan daftar pertanyaan secara baik dengan memperhatikan 6 unsur berita, yaitu 5W + 1H. Pada saat kegiatan wawancara berlangsung usahakan tidak terlalu bergantung pada pertanyaan yang telah disusun. Berikan kesan yang baik, misalnya datang tepat waktu sesuai perjanjian. Perhatikan cara berpakaian, gaya bicara, dan sikap agar menimbulkan kesan yang simpatik. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- E. Menyusun daftar pertanyaan Petunjuk cara menyusun pertanyaan wawancara. Pertanyaan disusun untuk memperoleh informasi/data (kelengkapan data mencakup 5W + 1H). Pertanyaan tidak terlalu panjang. Setiap pertanyaan hanya menanyakan satu hal saja. Kalimat pertanyaan disusun dengan jelas. Isi pertanyaan dibuat sejelas mungkin (operasional). Pertanyaan tidak menyinggung perasaan orang lain. Tata cara/sopan santun wawancara. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- F. Tahap-tahap Kegiatan Wawancara Proses kegiatan wawancara terbagi atas tiga fase, yaitu fase pendahuluan, fase tanya jawab, dan fase penutup. 1. Fase Pendahuluan Fase pendahuluan berupa kegiatan menciptakan suasana yang menyenangkan, penjelasan tentang tujuan wawancara dan memberi dorongan atau mengajak penjawab untuk bersedia memberi keterangan yang sebenarnya tentang hal-hal yang ditanyakan. Keberhasilan menciptakan suasana yang baik (kondusif) akan menjadikan wawancara berjalan lancar sehingga tujuannya pun tercapai. Pada saat wawancara Anda perlu memperhatikan pegangan umum pelaksanaan wawancara berikut ini. Persiapan materi, meliputi: menentukan tema atau topik dan tujuan, menentukan narasumber dan menghubunginya, serta menentukan pokok-pokok pertanyaan berdasarkan topik yang dipilih. Jelaskan dulu identitas Anda sebelum wawwawancara dimulai dan kemukakan tujuan wawancara. Mendata identitas narasumber secara lengkap. Persiapan alat (bawalah buku catatan, alat tulis, tape recorder, atau handphone untuk merekam kegiatan wawancara) Gunakan bahasa yang sopan dan bersikap santun (posisi antara narasumber dan pewawancara relatif berhadapan, tidak sering memotong pembicaraan, penampilan sopan, rapi, terkesan hormat, dan berbahasa baik) Mulai wawancara dengan pertanyaan yang ringan dan bersifat umum. Lakukanlah pendekatan tidak langsung pada persoalan, misalnya lebih baik tanyakan dulu soal kesenangan atau hobi tokoh. Jika dia sudah asyik berbicara, baru hubungkan dengan persoalan yang menjadi topik Anda.
2. Fase Tanya Jawab Lakukanlah kegiatan wawancara dengan memerhatikan tata cara dan sopan santun dalam berbahasa. Fase tanya jawab merupakan jantung suatu wawancara. Artinya, melalui tanya jawab itulah berbagai informasi yang diperlukan bisa didapat atau terungkap secara jelas. Oleh karena itu, si penanya tidak boleh salah kaprah dalam mengajukan pertanyaan atau melantur. Penanya mengajukan pertanyaan, lalu mengikuti jawaban dengan saksama agar tidak terjadi pengulangan pertanyaan yang sama. Penanya dapat juga mengajukan pertanyaan tambahan jika penanya merasa masih ada yang kurang, asal bukan ulangan. Jika perlu, penanya juga dapat mengalihkan perhatian penjawab pada persoalan lain (sebagai selingan singkat). Misalnya, karena jawaban yang diberikan penjawab agak menyimpang dari pokok bahasan yang sedang dibicarakan. Dalam hal seperti itu, si penanya harus melakukan pengalihan persoalan tersebut secara bijak agar penjawab tidak sampai tersinggung. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam fase tanya jawab: Dengarkan pendapat dan informasi secara saksama, usahakan tidak menyela agar keterangan tidak terputus. Jangan meminta pengulangan jawaban dari narasumber. Hindari pertanyaan yang berbelit-belit. Harus tetap menjaga suasana agar tetap informatif. Hormati petunjuk narasumber seperti “off the record”, “no comment”, dan lain-lain. Hindari pertanyaan yang menyinggung dan menyudutkan narasumber. Harus pandai mengambil kesimpulan, artinya tidak semua jawaban dicatat. 3. Fase Penutup Fase penutup adalah penyimpulan hasil wawancara, lalu mengakhiri perbincangan dengan ucapan terima kasih oleh penanya kepada penjawab atas kesediaannya untuk diwawancarai. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam fase penutup: Beri kesan yang baik setelah wawancara. Jangan lupa mohon diri dan ucapkan terima kasih dan mohon maaf! Selain itu, kita harus mengetahui betul mengenai ketercapaian tujuan wawancara Anda. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- G. Membuat Laporan Hasil Wawancara Laporan hasil wawancara dapat dibuat dalam berbagai bentuk, seperti artikel, sistematis (format formulir), dan bentuk dialog. Dari sudut jurnalistik, wawancara merupakan salah satu cara mencari bahan laporan paling menarik dan mengasyikkan. Pembaca mungkin berpikir bahwa wawancara menuntut kecakapan dan keterampilan yang tinggi serta kualitas tertentu dari pewawancara. Penyajian hasil wawancara sebenarnya tergantung pada pewancara bisa berupa narasi, dialog, esai, deskripsi, dan sebagainya. Hal-hal yang harus diperhatikan agar tulisan hasil wawancara menarik bagi para pembaca: Kata-kata yang diucapkan narasumber hendaknya ditulis apa adanya. Hal ini akan membuat cerita tersebut hidup. Seolaholah narasumber langsung bercerita pada setiap pembaca. Keterangan mengenai keadaan sekitar narasumber membantu pembaca untuk melihat narasumber ketika diwawancarai. Kejadian-kejadian, keterangan-keterangan, dan pendapat-pendapatyang diberikan narasumber mempunyai bobot terhadap tulisan, namun usahakanlah agar lebih jeli dalam penyampaiannya. Wawancara menjadi efektif jika tujuan pewawancara jelas, yaitu untuk memberi informasi, hiburan, bimbingan praktis, atau laporan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEDITASI DAN KONSENTRASI DALAM DUNIA TEATER DAN DRAMA

RESENSI

Materi Bahasa Indonesia BAB 4 : NOVEL