NASKAH DRAMA CINDELARAS

Cerita Rakyat : CINDELARAS
Berikut ini naskah drama cinde laras yang sudah saya modifikasi semoga bisa membantu kalian yang sedang mencari naskah drama. Naskah Drama Cerita Rakyat "Cindelaras" Narator: Alkisah. Dahulu kala di Jawa Timur terdapat kerajaan yang dipimpin oleh raja bernama Raden Putra. Raden Putra kaya raya dan berkuasa. Kegemarannya menyabung ayam. Raden Putra memiliki permaisuri dan beberapa orang selir. Seorang selirnya mempunyai sifat iri dengki dan ingin merebut kedudukan permaisuri. Untuk mewujudkan keinginannya ia memfitnah permaisuri. Nah, bagaimana kisah selanjutnya....?? Mari kita saksikan peragaan drama berikut ini.... Adegan 1 Selir : Pengawal... Panggil tabib kesini sekarang cepat !!! Pengawal : Baik tuan putri. Tabib: Ampun Tuan Putri. Ada apakah gerangan Tuan Putri memanggil hamba? Selir: Tabib, aku ingin menjadi permaisuri raja. Aku sudah bosan menjadi selir raja. Makanya aku ingin menyingkirkan permaisuri dari istana ini! aku akan pura-pura sakit yang disebabkan oleh permaisuri yang sengaja ingin meracuni aku karena dia iri padaku. Dan kau Tabib, harus membantuku untuk melaksanakan keinginanku. Kau mengerti Tabib? Tabib: Hamba mengerti Tuan Putri. Selir: Bagus! Bagus! Kalau kau sudah mengerti. Kalau begitu, beri tahu baginda raja sekarang. Kalau aku sedang sakit. Tabib: Baik Tuan Putri. Perintah Tuan Putri, segera saya laksanakan. Narator: Tak lama kemudian, Tabib istana segera menyampaikan kepada baginda raja bahwa selir sedang sakit. Sementara, selir berpura-pura merintih kesakitan. Adegan 2 Tabib: Ampun baginda. Salah seorang selir ada yang menderita sakit. Dan sakitnya, diakibatkan setelah meminum minuman yang diberikan oleh permaisuri. Raja: Maksudmu, sakitnya selirku karena karacunan minuman yang diberikan permaisuri begitu?! Tabib: Benar baginda, raja Raja: Apa? Benar yang kau sampaikan ini tabib? Apa kau tidak mengada-ngada? Tabib: Yang hamba sampaikan ini benar baginda. Raja: Dinda, apa benar yang dikatakan Tabib istana? Apa benar permaisuri meracunimu? Selir: (sambil merintih sakit) Benar baginda. Hamba sakit setelah minum minuman yang diberikan permaisuri. Kata Tabib istana, minuman yang saya minum itu mengandung racun. Raja: (marah) Permaisuri benar-benar keterlaluan! Tega-teganya dia ingin membunuhmu. Pengawal! Panggil permaisuri menghadap saya sekarang juga! Pengawal: Baik. Baginda. Perintah baginda segera hamba laksanakan. Narator: Tak lama kemudian, pengawal sudah tiba membawa permaisuri ke hadapan baginda raja Pengawal: Ampun Baginda. Ini permaisuri sudah hadir dihadapan baginda. Permaisuri: (dengan polos) Ada apa gerangan kanda memanggil hamba? Raja: (marah) Kau sungguh-sungguh keterlaluan Dinda! Kau sengaja menaruh racun di minuman selir karena kau iri padanya. Iya kan? Kau ingin membunuh dia kan? Dasar pembunuh! Permaisuri: Apa? Ampun baginda. Ini, ini fitnah baginda. Hamba tidak pernah memberi minuman pada selir paduka. Raja: (marah) Aku sudah tidak percaya dengan segala alasanmu! Aku sudah tidak sudi melihatmu lagi ada di depanku lagi! Pengawal! Pengawal: Hamba, Baginda. Raja: Bawa segera permaisuri ke hutan dan bunuh dia! Permaisuri: Apa?! (menangis) Ampun kanda. Hamba benar-benar tidak pernah melakukan seperti yang dituduhkan kepada hamba. Itu fitnah! Itu bohong! Raja: Pengawal! Tarik segera permaisuri ke luar istana! Aku sudah tidak sudi melihat dia lagi! Pengawal: Baik Baginda. Mari, permaisuri. Maafkan hamba permaisuri. Hamba hanya melaksanakan perintah raja. Narator: Pengawal akhirnya membawa ke luar permaisuri dan membawanya ke hutan. Tapi pengawal tidak sampai hati untuk membunuh permaisuri yang sedang hamil. Adegan 3 Pengawal: Tenang Tuan Permaisuri. Hamba tahu akal busuk selir dan hamba tidak akan membunuh permaisuri. Hamba hanya mengantar permaisuri ke hutan ini. Hamba akan mengatakan pada Baginda raja bahwa hamba telah membunuh Tuan Permaisuri. Dan pedang saya ini akan hamba lumuri dengan darah kelinci supaya raja percaya kalau Tuan permaisuri sudah mati Permaisuri: Terimakasih pengawal. Kau baik sekali. Sungguh aku tidak akan melupakan budi baikmu Pengawal: Sudah sewajarnya hamba melakukan ini Tuan Permaisuri. Hamba tidak rela Tuan Permaisuri yang baik hati difitnah oleh selir raja. Nah. Pedang hamba sudah selesai hamba lumuri dengan darah kelinci. Sekarang hamba, akan kembali ke istana. Permaisuri: Baiklah, pengawal. Terimakasih atas pertolonganmu. Narator: Sesampainya di istana, pengawal langsung menghadap raja Adegan 4 Pengawal: Ampun baginda. Perintah baginda sudah hamba laksanakan. Raja: Mana buktinya pengawal? Pengawal: Ini raja. Pedang hamba sudah berlumuran darah permaisuri. Raja: Bagus! Bagus! Kau sudah melaksanakan perintahku dengan baik. Narator: Setelah mendengar laporan pengawal, raja dan selir merasa puas dan bahagia karena mengira permaisuri sudah terbunuh. Beberapa bulan kemudian permaisuri melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan dan sehat. Ia diberi nama Cindelaras, sehari setelah kelahiran cindelaras di istana raja, selir pun melahirkan seorang anak laki-laki yang di beri nama raden agni . Singkat cerita raden agni dan cindelaras tumbuh dewasa di lingkung keluarga yang berbeda. Raden agni sangat di sayang oleh ibunya hingga ia menjadi anak yang manja. Adegan 5 Selir : Anak ku raden agni, kamu adalah pewaris kerajaan ini kamu yang akan menggantikan ayahanda mu menjadi raja, jadi jika ada yang menghalangi mu suatu saat nanti kamu harus bisa menyingkirkan nya. Raden agni : Iya ibunda aku pasti akan menyingkirkan orang-orang yang menghalangi ku untuk menjadi raja, ibunda jangan khawatir, tidak mungkin ada orang yang berani melawan ku satu satunya anak raja raden putra. Tiba tiba sang raja datang mengahampiri selir dengan raden agni yang sedang berbicara. Raja : anak ku dan istri ku sedang apa kalian di sini. Raden agni : Tidak ada apa apa ayah handa, ayahanda bolehkah aku meminta sesuatu kepada ayahanda ? Raja : kamu mau minta apa anak ku katakan ayah akan menuruti semua keinginan mu. Raden agni : Aku ingin mempunyai ayam jago yang terhebat yang tidak bisa di kalahkan oleh siapa pun ayahanda. Raja : Baiklah anak ku ayah akan menyuruh pengawal untuk mencari ayam jago yang terhebat di seluruh negri ini, kamu pasti akan mendapatkannya. Raden agni : Terimakasih ayahanda. selir : terimakasih kanda, kanda telah mengikuti keinginan anak kita. Raja : Iya dinda sama sama kanda akan selalu memberikan yang terbaik untuk kalian orang yang kanda sayang. Disamping kehidupan di istana. Cinde Laras tumbuh menjadi anak yang kuat dan cerdas di sebuah desa. Ia suka bermain di hutan. Pada suatu hari ia menemukan sebutir telur ayam. Adegan 6 Cindelaras: Bunda.....! lihatlah! Aku menemukan sebutir telur ayam Permaisuri: Oh iya betul anakku. Rawatlah telur ayam ini sampai menetas. Nanti akan bermanfaat untukmu Cindelaras: Iya bunda. Akan kurawat telur ayam ini seperti nasehat bunda. Narator: Selang beberapa hari telur Cindelaras menetas dan menjadi anak ayam jantan. Ayam itu dengan cepat tumbuh besar. Cindelaras suka menyabung ayam. Ia pergi ke desa-desa tetangga untuk menyabung ayam. Ayam jagonya sangat kuat dan selalu menang melawan ayam-ayam jago lain. Cindelaras menjadi terkenal. Semua orang mendengar cerita tentang anak laki-laki itu dan ayam jagonya. Adegan 7 Pengawal 2: Ampun, raden. Hamba mendengar dari para penduduk bahwa ada seorang bocah yang memiliki ayam jago yang sangat luar biasa. Ayam bocah itu selalu menang apabila bertanding bertarung dengan ayam jago para penduduk lainnya. Raden agni: Apa tadi kau bilang? di negri ini tidak ada yang bisa mengalahkan ayam jago ku, siapa dia ? Pengawal 2: Ampun raden. Menurut berita yang hamba dengar, bocah itu tinggalnya di hutan. Raden agni: Aku jadi penasaran. Pengawal! Bawa bocah itu ke istana suruh menghadapku sekarang juga! Pengawal 2: Baik raden. Perintah raden, segera hamba laksanakan. Narator: Tak lama kemudian, pengawal sudah berhasil membawa Cindelaras ke hadapan raden agni dan raja. Raden agni : Ayahanda ayam jago ku akan bertarung, ayahnda dan ibunda harus melihatnya. Raja : baiklah anak ku ayahanda dan ibunda akan melihat ayam jago mu bertarung tunjukan kehebatan mu anakk ku. Raden agni: Hai kau! mana ayam jagomu? Katanya ayam jagomu adalah ayam terkenal dan terhebat yang tidak bisa terkalahkan oleh ayam jago siapapun? Ayo, sekarang lawan ayam jago kepunyaanku! Cindelaras: Ampun, baginda. Hamba bersedia menuruti tantangan raden agni. Tapi hamba ada syarat. Raja: Syarat apakah itu anak muda ? Cindelaras: Syaratnya adalaaah bila hamba memenangkan pertandingan, raja harus merelakan setengah kerajaan untuk diberikan kepada hamba. Selir : Hai anak muda apa kamu sudah tak waras apa kamu tidak sadar dengan ucapan mu, menyerahkan setengah kerjaan ini, hanya untuk pertarungan ayam jago itu tidak masuk akal . Raja: Tidak apa apa adinda. pintar sekali anak muda ini mengajukan persyaratan. Ayam-ayam anak ku raden agni adalah ayam pilihan dan dirawat dengan sangat baik. Tidak mungkin ayam jago mu ini yang akan menang. Baiklah anak muda. Aku setuju dengan persyaratanmu! Dan bagaimana apabila ayammu yang kalah? Cindelaras: Jika ayam hamba yang kalah, hamba bersedia dihukum pancung. Raja: Baiklah anak muda, kita mulai pertunangan ayam jago mu dengan ayam jago anak ku Cindelaras: Baiklah, baginda raja Narator: Maka, dimulailah pertarungan yang sengit ayam jago raden agni melawan ayam jago Cindelaras Raden agni sudah berusaha memilih ayamnya yang terbaik untuk melawan ayam Cindelaras, namun.... Raja: (bergumam) Wuaaahhh! Benar-benar hebat ayam bocah itu dengan mudahnya ayam raden agni dikalahkan sampai ayam jago itu babak belur dihajar oleh ayam anak muda itu. Benar kata para penduduk. Ayam bocah itu memang tidak terkalahkan! Narator: Melihat pertarungan itu semua orang terkejut. Mereka lebih heran lagi ketika ayam Cinde Laras berkokok dan berbunyi..... Ayam: Kukuruuyuuuk...! Akulah ayam jago Cindelaras, yang hidup di hutan, tapi ia anak Raden Putra! Narator: Ayam itu berkokok lantang berulang-ulang. Semua orang yang melihat adu ayam terkejut bukan main. Rajapun sangat terkejut. Adegan 8 Raden agni : Hai kau suruh ayam mu diam Raden putra itu ayahanda ku, jangan mimpi kau menjadi anak raja di negri ini. Cindelaras : Maaf raden hamba tidak pernah mengajarkan kata kata itu kepada ayam jago hamba semua itu sudah ada pada ayam hamba sejak dulu. Raja terkejut,kemudian raja memanggil Cindelaras Adegan 9 Raja: Hai anak muda! Mendekatlah kemari! Cindelaras: Baik, baginda. Raja: Siapa namamu? Dan Di mana rumahmu? Cindelaras: Nama hamba Cindelaras, yang mulia. Hamba tinggal bersama ibu di hutan Raja: Siapa nama ibumu? Cindelaras: Ibu hamba seorang permaisuri di kerajaan ini, baginda Raja: (terkejut) Apa kau bilang?! (bergumam) Apa benar yang kau katakan itu? Cindelaras: Benar, baginda. Narator: Cinde Laras menyebutkan nama ibunya dan raja langsung terperanjat. Raja: (bergumam) Apakah benar ia anakku? Katanya anak ini tinggal di hutan, namun dari tadi kuperhatikan ketika dia datang di istana tindak tanduknya seperti anak bangsawan Pengawal: Ampun baginda. Dulu sewaktu baginda memerintahkan hamba untuk membunuh permaisuri yang sedang hamil, hamba tidak tega membunuh permaisuri karena hamba tahu kalau permaisuri hanya difitnah oleh selir yang ingin menjadi permaisuri. Selir : Hai jaga ya ucapan mu pengawal aku tidak pernah memfitnah permaisuri yang dulu itu semua kenyataan. Raden agni : Ayahanda jangan percaya dengan pengawal dan orang ini mungkin saja mereka bekerja sama untuk membohongi kita Raja: Apa? Pengawal! Apakah yang kau katakan itu adalah kebenarannya? Pengawal: Benar baginda. hamba berani bersumpah bahwa apa yang hamba katakan adalah benar. Narator: Mendengar semua itu, raja sangat marah. Raja: Adinda kamu sungguh keterlaluan tidak seharusnya kamu melakukan semua itu. Pengawal bawa dia pergi dari hadapan ku. Pengawal 2 : Ayo cepat permaisuri . Selir: Kanda jangan kanda... lepas aku bisa jalan sendiri . Pengawal! Ayo tunjukkan sekarang juga di mana permaisuri sekarang berada. Pengawal: Baik Baginda. Perintah baginda segera hamba laksanakan! Raja: Ayo Cindelaras, kau ikut bersamaku juga tunjukkan dimana tempat tinggalmu. Raden agni : Ayahanda yahanda mau kemana, jangan percaya dia ayah. Narator: Dan tak lama kemudian, sampailah raja, pengawal dan Cindelaras di hutan. Begitu sampai di depan gubug Permaisuri yang saat itu sedang menyapu di halaman, raja langsung mengenalinya kemudian memanggilnya, Adegan 9 Raja: Dinda, Dinda permaisuri maafkan aku, Dinda! Permaisuri: (terkejut) Haah?? Kanda?! Kenapa bisa tahu dinda berada di sini? Raja: Aku kesini bersama putramu dan pengawal. Dinda, maafkan aku Dinda. Aku sudah mendengar dari pengawal tentang kebenarannya. Aku sangat menyesal terlalu menurutkan nafsu buru-buru marah dan tidak mendengarkan penjelasanmu waktu itu. Dinda, ayo pulang lagi ke istana. Bersama putra kita Cindelaras. Narator: Permaisuri sangat kaget dan hanya bisa terdiam terhadap apa yang sedang terjadi. Dan pengawal maupun Cindelaras merasakan haru terhadap perjumpaan raja dan permaisurinya. Permaisuri: Baiklah kanda. Dinda juga sudah lama memaafkan kanda. Mari kita mulai kehidupan kita yang baru lagi Raja: Terimakasih dinda. Sungguh kau wanita yang sangat baik hati. Aku sangat menyesal telah menyia-nyiakanmu. Narator: Akhirnya Raja dan permaisuri bersama putranya Cindelaras diiringi pengawal kembali ke istana. Raja mengukuhkan kembali kedudukan permaisuri dan menghukum selir yang jahat itu dan raden agni sudah tidak menjadi anak kesayangan raja lagi. Sejak saat itu Raja, permaisuri dan Cindelaras hidup bahagia di istana. Setelah raja meninggal, Cinde Laras menggantikannya menjadi raja. Ia memerintah dengan adil dan bijaksana.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEDITASI DAN KONSENTRASI DALAM DUNIA TEATER DAN DRAMA

RESENSI

Materi Bahasa Indonesia BAB 4 : NOVEL