BAHASA INDONESIA - KELAS X * Unsur Pembangun Puisi: Intrinsik & Ekstrinsik *

Pernah nggak, kamu melihat orang yang sedang membaca puisi? Puisi yang dibacakan terdengar sangat indah, bukan? Kira-kira bagaimana ya caranya agar puisi dapat tercipta dengan indah? Salah satu caranya adalah dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi yang terdiri atas unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur-unsur inilah yang dapat membangun puisi dari dalam dan dari luar sehingga sebuah puisi dapat menjadi indah.
Apa saja sih unsur-unsur pembangun puisi? Yuk, kita cari tahu! (A). Unsur Intrinsik Puisi Unsur intrinsik puisi adalah unsur yang terdapat di dalam karya sastra (puisi). Unsur intrinsik puisi terbagi menjadi dua yaitu, unsur batin dan unsur fisik. Kita bahas satu per satu, ya!
A. Unsur Batin Unsur batin puisi terdiri atas empat unsur, yakni tema, rasa, nada, dan amanat. 1. Tema Tema adalah gagasan pokok yang diungkapkan dalam sebuah puisi. Tema menjadi penentu penyair untuk menentukan diksi dalam puisi. Contohnya, puisi dengan tema kasih sayang seorang ibu kepada anaknya akan memiliki diksi yang berbeda dengan puisi bertemakan perjuangan para pahlawan melawan penjajah. 2. Rasa Rasa adalah ungkapan atau ekspresi penyair kepada sesuatu yang dituangkan ke dalam puisi. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, serta pengetahuan penyair. 3. Nada Nada adalah bentuk sikap penyair terhadap pembaca. Nada memiliki kaitan erat dengan suasana. Penyair dapat menyampaikan puisi dengan berbagai nada. Misalnya, puisi dengan nada sedih dapat membuat perasaan pembaca menjadi iba. Tentu saja hal ini dapat menghadirkan suasana yang penuh kesedihan. 4. Amanat Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca. Melalui puisi yang dibaca, pembaca dapat memperoleh amanat secara tersurat ataupun tersirat. B. Unsur Fisik Unsur fisik puisi terdiri atas lima unsur, yakni diksi, rima, tipografi, imaji, kata konkret, dan gaya bahasa. 1. Diksi Diksi adalah pilihan kata pada puisi. Fungsi diksi dalam puisi ada dua, yaitu fungsi estetis dan fungsi ekspresif. Fungsi estetis berarti diksi berguna sebagai unsur yang memperindah puisi. Sedangkan fungsi ekspresif berarti diksi berguna sebagai unsur yang membantu penyair mengungkapkan ekspresi yang dimiliki. <b>2. Rima Rima adalah kesamaan nada atau bunyi. Rima tidak hanya bisa dijumpai pada akhir setiap larik atau baris puisi saja, tetapi bisa juga berada di antara setiap kata dalam baris. 3. Tipografi Tipografi adalah wujud estetik pada bentuk penulisan puisi. Secara umum, sering ditemukan puisi dalam bentuk baris, tetapi ada juga puisi yang disusun dalam bentuk fragmen-fragmen. Bahkan ada juga puisi yang ditulis dengan bentuk yang menyerupai apel, bentuk zig-zag, ataupun model lainnya. 4. Imaji Penyair juga sering menciptakan pengimajian atau pencitraan dalam puisinya. Imaji adalah kata atau rangkaian kata yang dapat memperjelas apa maksud dan tujuan penyair. Pengimajian dilakukan agar puisi mampu menggugah imajinasi pembaca melalui penginderaan. 5. Kata Konkret Kata konkret maksudnya adalah keinginan penyair untuk menggambarkan sesuatu secara lebih konkret atau berwujud. Oleh karena itu, dipilih kata-kata yang membuat segala hal terkesan dapat disentuh dan dibayangkan. 6. Gaya Bahasa Gaya bahasa adalah cara penyair menggunakan rangkaian kata dalam mengungkapkan sesuatu. Dalam sebuah puisi, gaya bahasa banyak dijumpai dalam bentuk rangkaian kata yang bersifat konotatif, berlebihan, bahkan terkesan merendahkan diri. Umumnya, setiap penyair memiliki gaya bahasa tersendiri. Gaya bahasa dalam puisi dapat dilihat melalui majas-majas yang digunakan. Adapun jenis majas yang sering digunakan dalam puisi antara lain, majas personifikasi, majas metafora, majas eufemisme, bahkan tidak jarang penyair menggunakan majas ironi. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ (B). Unsur Ekstrinsik Puisi Unsur ekstrinsik puisi adalah unsur yang terdapat di luar karya sastra (puisi). Unsur ekstrinsik puisi terdiri atas tiga unsur, yakni unsur biografi, unsur sosial, dan unsur nilai. Kita bahas satu per satu, yuk!
1. Unsur Biografi Unsur biografi adalah unsur yang berkaitan dengan latar belakang penyair. Latar belakang cukup berpengaruh dalam pembuatan puisi. Misalnya, penyair yang berasal dari keluarga kurang mampu, ketika membuat puisi yang isinya mengisahkan tentang kesulitan hidup, dapat lebih memilih diksi yang merepresentasikan kisah tersebut karena penyair tersebut pernah mengalaminya secara langsung. Begitu pula puisi dengan tema lainnya. 2. Unsur Sosial Unsur sosial adalah unsur yang sangat erat kaitannya dengan kondisi masyarakat ketika puisi tersebut dibuat. Misalnya, sebuah puisi dibuat ketika akhir masa orde baru, maka puisi tersebut akan menggambarkan kondisi masyarakat yang sedang sangat kacau, menggambarkan keadaan pemerintahan yang sangat carut-marut, atau mengandung sindiran-sindiran terhadap pemerintah. 3. Unsur Nilai Unsur nilai adalah unsur yang berkaitan dengan pendidikan, seni, ekonomi, politik, sosial, budaya, adat-istiadat, hukum, dan sebagainya. Nilai yang terkandung dalam puisi menjadi daya tarik tersendiri, sehingga dapat memengaruhi baik buruknya sebuah puisi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEDITASI DAN KONSENTRASI DALAM DUNIA TEATER DAN DRAMA

RESENSI

Materi Bahasa Indonesia BAB 4 : NOVEL